Oleh: Dr. Funco Tanipu
Mengajar di Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Gorontalo
KOTA Gorontalo memasuki babak baru, babak sejarah ketika politik bukan lagi instrumen untuk memperbaiki keadaan demi kesejahteraan rakyat. Babak sejarah ini adalah periode penting untuk mengokohkan jati diri Kota Gorontalo.
Kota Gorontalo kini berada pada periode politik yang bernuansa lebih terbuka sejak sekian dekade terakhir dan beberapa bulan kedepan akan mengalami dinamika politik yang cukup kompleks. Banyak energi positif kita yang terserap oleh kontestasi politik yang cukup meresahkan. Etape saat ini adalah masa penumpukan tantangan dan sekumpul harapan serta pengolahan terhadap banyak kekecewaan.
Kota Gorontalo tidak saja sebuah tempat ataupun ruang, tetapi juga adalah jati diri kita bersama. Di Kota Gorontalo ini, harapan akan kebahagiaan hidup semakin memuncak. Harapan itu adalah sebuah idealisme yang ada dalam setiap nurani warga.
Masa depan Kota Gorontalo terbuka, segala kemungkinan akan terjadi. Bisa saja kita mengalami masa kebahagiaan, namun bisa juga akan mengalami dan mewariskan kegelapan. Periode hari ini, di tengah sepinya perayaan HUT Kota Gorontalo ke 296, ada banyak kegagalan dalam memperbaiki Kota, hingga mewariskan kekecewaan kolektif. Hal ini terpampang begitu telanjang bagaimana mengomentari, melontarkan kritik di berbagai media sosial. Kota Gorontalo bukan lagi tempat yang nyaman.