Oleh: Dr. Lis Melissa Yapanto, S.Pi.MM (Penulis Doktor dibidang Pengelolaan Sumberdaya Perairan Lulusan Universitas Brawijaya, dosen di Universitas Terbuka, Prodi Magister Manajemen Perikanan, Pondok Cabe Tangerang)
Masyarakat pesisir, khususnya nelayan, telah lama menjadi tulang punggung sektor perikanan Indonesia. Namun, selama bertahun-tahun, mereka kerap dihadapkan pada berbagai tantangan, seperti keterbatasan akses terhadap teknologi, rendahnya pendidikan, hingga eksploitasi sumber daya laut yang tidak berkelanjutan.
Paradigma lama yang berfokus pada pemanfaatan sumber daya laut secara tradisional kini mulai bergeser ke arah yang lebih inovatif dan berkelanjutan, membawa harapan baru bagi kesejahteraan masyarakat pesisir.
Perubahan Pola Pikir dan Teknologi
Salah satu perubahan besar dalam paradigma masyarakat pesisir adalah adopsi teknologi modern. Dengan hadirnya alat tangkap yang lebih ramah lingkungan dan aplikasi digital untuk memantau hasil tangkapan, nelayan kini mampu meningkatkan efisiensi kerja mereka. Aplikasi seperti e-Fishery atau platform berbasis teknologi lainnya telah membantu nelayan memasarkan hasil tangkapannya langsung ke konsumen, memotong rantai distribusi yang panjang, dan meningkatkan pendapatan mereka.
Selain itu, pelatihan dan edukasi mengenai manajemen keuangan juga semakin gencar dilakukan oleh pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat (LSM). Hal ini membantu masyarakat pesisir memahami pentingnya menabung, berinvestasi, dan merencanakan keuangan mereka untuk masa depan.