Jakarta – Dalam tiga sampai lima tahun terakhir kasus hiu paus (Rhincodon typus) terdampar di pantai Indonesia terus meningkat.
“Apakah karena terjadi degradasi lingkungan laut, ada gangguan atau anomali di lapisan massa air sebagai media propagasi akustik ini yang perlu dikaji,” kata Kepala Laboratorium Data Laut & Pesisir Pusat Riset Kelautan Badan Riset dan SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan Dr Ing Widodo S Pranowo, Minggu (11/11).
Pada Jumat (9/11) seekor hiu paus (whale shark) terdampar di pantai Ayam Putih Bulupesantren, Kebumen. Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah Cilacap telah mendatangi lokasi tersebut. Aparat desa yang mendapatkan informasi terdamparnya hiu paus menemukan kondisi satwa laut ini sudah tidak utuh.
Menurut Widodo, sebagai peneliti bidang Oseanografi terapan, fenomena terdamparnya hiu paus yang meningkat dan makin meluas lokasinya menarik untuk ditinjau secara faktor lingkungan perairan.
“Gangguan ini bisa secara natural atau faktor manusia, sehingga ini perlu dikaji secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai bidang keahlian, bukan hanya oseanografer saja,” ujar Widodo yang memperoleh gelar doctor in engineering dari Universitas Bremen, pada 2010.
Komentar tentang post