redaksi@darilaut.id
Senin, 30 Januari 2023
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Pemilu dan Pemilihan
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Sampah & Polusi » Banyak Kasus Tumpahan Minyak dan Tabrakan Terumbu Karang di Indonesia

Banyak Kasus Tumpahan Minyak dan Tabrakan Terumbu Karang di Indonesia

redaksi redaksi
19 September 2018
Kategori : Sampah & Polusi
Kapal MV Alyarmouk. FOTO: DOK. KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Kapal MV Alyarmouk. FOTO: DOK. KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

Bali – Banyak kasus tumpahan minyak dan tabrakan terumbu karang yang terjadi belakangan ini di perairan laut Indonesia. Dalam menghadapi kasus seperti ini, pemerintah Indonesia masih kurang mampu untuk menangani kasus ini dengan standar internasional.

Karena itu, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menggandeng International Matirime Organization (IMO) –organisasi yang berbasis di London. Untuk peningkatan kapasitas para pejabat dan masyarakat yang menangani kasus-kasus tumpahan minyak dan tabrakan karang diadakan National Workshop On IMO Liability and Compensations Conventions di legian Bali, 18-21 September 2018.

Asisten Deputi Bidang Keamanan dan Ketahanan Maritim, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Basilio Dias Araujo mengatakan, sebagai negara kepulauan, Indonesia harus menyadari bahwa kejadian serupa tidak boleh dibiarkan terus terjadi tanpa adanya penyelesaian. Penting bagi pemerintah Indonesia dan pihak-pihak yang terlibat untuk memiliki kemampuan yang baik dan standar secara internasional dalam menangani kasus-kasus tumpahan minyak dan tabrakan karang.

Kasus tumpahan minyak ini, seperti terjadi di perbatasan Indonesia dan Singapura. Kapal MV Alyarmouk berbendera Libya ditabrak kapal MV Sinar Kapuas berbendera Singapura pada 2 Januari 2015 di perairan Singapura dekat Pedra Branca.

Tabrakan ini mengakibatkan tumpahan minyak hingga ke pesisir wilayah Batam dan Bintan. Namun sampai hari ini, kasus tersebut belum diselesaikan. Masyarakat dibiarkan sendiri membawa kasus ini ke pengadilan di Singapura.

Kasus lain, menurut Basilio, tumpahan minyak Montara yang terjadi pada 2009. Sampai hari ini belum diselesaikan Pemerintah Indonesia.

Selanjutnya, kasus-kasus kapal menabrak terumbu karang. Seperti kasus kapal penumpang Caledonian Sky yang menabrak karang di daerah konservasi di Raja Ampat. Sampai saat ini belum ada penyelesaian.

Sehubungan dengan kasus-kasus tersebut yang belum dapat diselesaikan Pemerintah Indonesia, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menggandeng IMO untuk memberikan bantuan teknis. Kegiatan ini, antara lain, dalam bentuk workshop.

Workshop melibatkan lebih dari 40 orang peserta. Terdiri dari pejabat dari kementerian terkait seperti Sekretariat Negara, Kementerian Perhubungan, Kementrin Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kejaksaan Agung. Kemudian, perusahaan minyak nasional dan swasta, seperti Pertamina dan Medco dan organisasi masyarakat, serta lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang advokasi hukum lingkungan.

Pihak IMO sendiri menbiayai kedatangan tiga orang tenaga ahli, baik dari bagian hukum IMO mau pun perwakilan dari perusahaan asuransi kapal (P&I Clubs) dan pengelola dana IOPC (International Oil Pollution Compensation Fund).

Indonesia setiap tahun membayar iuran kepada IMO. Karena itu, Indonesia harus berupaya memanfaatkan bantuan teknis untuk peningkatan kapasitas.

Basilio berharap, pemerintah Indonesia dapat belajar lebih banyak berkaitan dengan konvensi yang ada untuk menyelesaikan masalah di masa mendatang. Dengan ikut sertanya perwakilan IMO, serta International Oil Pollution Compensation Funds dapat mendorong pemerintah Indonesia meratifikasi rezim lain yang belum diratifikasi. Seperti Hazardous and Noxious Substance Convention (HNS Covention).*

Sumber: maritim.go.id

 

Tags: Kemenko MaritimMontaraTumpahan minyak
Bagikan7Tweet4KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Merkuri
Berita

UNEP Mendorong Standar Keamanan Industri Pertambangan

26 Januari 2023
Panel surya. FOTO: UGM.AC.ID
Berita

PLTS UGM Menghemat Energi 20 kWH, Setara 22 Ton CO2

10 Januari 2023
Sampah plastik di laut. FOTO: DARILAUT.ID
Berita

Plastik, Penyakit Lingkungan yang Paling Mendesak

31 Desember 2022
Next Post
Oil Spills Montara. FOTO: WIKIPEDIA.ORG

Kasus Montara Banyak Melahirkan Sarjana dan Pascasarjana

Pedagang ikan tuna di pasar ikan Kota Daruba, Morotai. FOTO: CHRISTOPEL PAINO

1,3 Ton Ikan Disajikan Saat Kuliah Umum di Kampus Ini

Komentar tentang post

REKOMENDASI

Viral, Kapal Pesiar Asing Lego Jangkar Rusak Karang

Mahasiswa UI Ciptakan Platform EndCorona untuk Asesmen Risiko Covid-19

Banyak Kapal Perikanan Melakukan Pelanggaran

Penggunaan Merkuri di Indonesia 13,94 –192,53 Ton/Tahun

Dewan Pers Bertemu Menko Polhukam Bahas RKUHP

Terobosan Mahasiswa UI, Bikin Batu Bata Ramah Lingkungan dari Lumpur Lapindo

TERBARU

Peredaran Seribu Burung Ilegal Digagalkan di Pelabuhan Tanjung Perak

Paus Bryde Ditemukan Membusuk di Pantai Badung

4 Bibit Siklon Tropis di Dekat Wilayah Indonesia

Kepala BNPB Ingatkan Banjir dan Longsor di Manado Kejadian Berulang

Tahun 2023 Kemenhub Layani 177 Trayek Angkutan Laut

Pemberitaan Berperspektif Keberagaman Perlu Diperkuat

TERPOPULER

  • Ikan karang Amphiprion ocellaris, Sulawesi, Indonesia (Randall, 1998) dan Amphiprion percula, Papua New Guinea (Allen & Erdmann, 2012) contoh yang mendukung spesiasi alopatrik.

    Teori Spesiasi Geografis Ikan Karang

    27 bagikan
    Bagikan 11 Tweet 7
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    231 bagikan
    Bagikan 98 Tweet 56
  • Biogeografi Ikan di Kawasan Segitiga Terumbu Karang

    6 bagikan
    Bagikan 2 Tweet 2
  • Mengapa Orca Tidak Memangsa Manusia di Alam Liar?

    31 bagikan
    Bagikan 13 Tweet 8
  • Pemanasan Laut, Ini Dampak Bagi Ekosistem dan Manusia

    25 bagikan
    Bagikan 10 Tweet 6
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    416 bagikan
    Bagikan 174 Tweet 101
  • Tantangan Teknologi Penangkapan Ikan yang Efektif dan Ramah Lingkungan

    16 bagikan
    Bagikan 15 Tweet 0
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu dan Pemilihan
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk