Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, saat ini sampah plastik telah menjadi salah satu ancaman yang utama.
“Sudah menjadi tanggung jawab kita semua untuk memastikan sampah plastik tidak berakhir di laut,” kata Susi dalam acara Silahturahmi dan Sarasehan Gerakan Harmoni Laut “Pandu Laut Nusantara” di Ballroom Kementerian Kelautan dan Perikanan pada Selasa (10/7) malam.
Yang perlu dipikirkan bersama, menurut Susi, bila sampah plastik (micro plastic) dimakan ikan. Kemudian ikan ini dimakan manusia.
Susi mempertanyakan bagaimana nilai kesehatannya? Bagaimana nilai jualnya? “Itu juga harus dipikirkan bersama,” ujarnya.
Sekarang ini butuh peran serta masyarakat yang peduli akan laut, peduli akan lingkungan dan kelestariannya. Pemberantasan illegal fishing hanya merupakan langkah awal.
Pencurian ikan dan berbagai tindak kejahatan perikanan, menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi Indonesia. Sebelum pemberatasan illegal fishing digalakkan, masuknya kapal asing ke perairan Indonesia seperti menjadi hal yang lazim. “Saya tidak tinggal diam,” katanya.
Menteri Susi kemudian mencoba membangun sinergi. Mulai dari negara tetangga, kepolisian, bea cukai. Selenjutnya, mencari aturan, melihat Undang-undang, tindak hukum, tenggelamkan, dan kemudian beritakan. “Itu akan memberi efek jera,” ujarnya.
Indonesia memiliki 71 persen wilayah lautan yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan ekonomi nasional. Namun sumber daya kelautan yang dimiliki, baru sedikit yang dimanfaatkan. Sangat disayangkan jika kekayaan laut yang dimiliki tidak dijaga.
Keberadaan kapal pencuri ikan bukanlah satu-satunya ancaman bagi sumber daya laut Indonesia. Mengamankan laut Indonesia dari perusak dan pencuri ikan tidak hanya berhenti pada penenggelaman kapal pencuri ikan.
KKP berkomitmen dengan komunitas-komunitas pecinta laut, bekerja bersama memanfaatkan kekayaan dan keindahan laut Indonesia, terutama dalam sektor pariwisata bahari. Pariwisata merupakan salah satu sektor utama penopang pembangunan ekonomi Indonesia dan wisata bahari memberikan kontribusi yang signifikan.
Dalam silahturahmi yang dihadiri 200 perwakilan komunitas pecinta laut tersebut, Menteri Susi juga mendeklarasikan berdirinya organisasi berbasis komunitas yang bernama Pandu Laut Nusantara. Nantinya seluruh anggota Pandu Laut Nusantara ini secara kolaboratif dan berupaya melindungi laut, dengan bekerjasama dengan masyarakat sekitar dan stakeholder perikanan.
Kehadiran Pandu Laut Nusantara akan menjadi wadah bersama antara komunitas dengan pemerintah untuk menjaga kelestarian laut. Ide pembentukkan organisasi ini diawali dari banyaknya komunitas pecinta laut yang memperjuangkan kelestarian alam beserta isinya.*
Komentar tentang post