Plastik ini diciptakan dengan cara mereaksikan fenol dengan formaldehida. Setelah penemuan bakelite, banyak sekali terobosan baru plastik sintetis. Berbagai karakteristik plastik antara lain bisa dibentuk sesuai dengan keinginan, tahan terhadap kotoran, tahan terhadap abrasi, tahan perubahan, konduktivitas listrik rendah, konduktivitas panas rendah, resistan terhadap korosif, kuat, rendah brittleness, hidrophobic dan persisten.
Menurut Emenda, penemuan plastik telah mengubah hidup manusia. Sedikit demi sedikit plastik mulai menggantikan material lain. Perkembangan teknologi molding menyebabkan banyak sekali material yang digantikan plastik.
“Sekarang ini hampir semua aktivitas manusia berinteraksi dengan plastik,” ujar Emenda, dalam pidato ilmiah “Plastik dan Mikroplastik: Tantangan Pengelolaan Lingkungan Kini dan Nanti” di acara Sidang Terbuka Peresmian Penerimaan Mahasiswa Baru (PPMB) Program Doktor, Magister, dan Program Profesi ITB Semester I Tahun Akademik 2019/2020 di Gedung Sasana Budaya Ganesha ITB, Kamis (15/8).
Asia Tenggara dan Pasifik merupakan wilayah penyumbang 60 persen sampah plastik yang tidak terkelola. Menurut penelitian Jambeck, dkk. pada 2015, kata Emenda, menunjukkan bahwa China (25,79 persen) dan Indonesia (10,73 persen) sebagai dua negara yang berkontribusi besar pada pencemaran sampah plastik di laut.*
Komentar tentang post