MOLA-MOLA bukan satwa laut yang menyeramkan. Tubuhnya memang besar dan agak bulat.
Namun ikan ini tidak berbahaya bagi manusia. Barisan gigi di kedua rahangnya juga tidak menakutkan.
Mulutnya kecil, dibandingkan dengan ukuran tubuh. Biasanya, mulut ini terbuka ketika memangsa makanan favoritnya, ubur-ubur.
Keistimewaan dan keunikan mola-mola ada pada kulitnya yang tak bersisik. Seperti bunglon, mola–yang dalam bahasa Latin berarti batu gerinda—itu bisa memainkan gradasi warna kulitnya di laut dalam jika nyawanya terancam predator semacam hiu.
Dengan gradasi warna, mola-mola dapat membuat warna kulitnya menjadi lebih gelap untuk meloloskan diri.
Keistimewaan lain, kulit mola-mola dapat menampung sampai 40 spesies parasit laut. Untuk membersihkan diri, mola-mola punya beberapa cara.
Di perairan beriklim sedang (subtropis), mola-mola menggunakan lumut laut dan jenis ikan lain yang berlabuh pada tubuhnya.
Pada iklim tropis, mola-mola bergantung pada jenis-jenis ikan karang. Dengan menggolekkan satu sisi tubuhnya di permukaan, seperti sedang berjemur.
Dalam kondisi seperti itu, burung-burung laut mematuk-matuk parasit itu dari kulitnya. Kebiasaan satu ini yang memberinya nama populer sebagai sunfish.
Satu lagi kebiasaannya yang gemar melompat-lompat hingga lebih dari tiga meter di atas permukaan air. Melompat-lompat di atas permukaan ini diduga terkait dengan ritual membersihkan parasit itu.
Komentar tentang post