KASRIN Tambuango, 40 tahun, hanya bisa pasrah. Warga Desa Dulupi, Kecamatan Dulupi, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo itu, tak bisa berbuat apa-apa. Ketika Kasrin menarik tali pancing, hasil tangkapan ikan tuna hanya menyisakan kepala atau kepala dan tulang saja.
Ini pasti ulah paupau. Kasrin adalah nelayan penjaga rumpon. Sembari menjaga rumpon, ia memancing bukurasi, nama lokal ikan tuna di Gorontalo.
Untuk menangkap tuna, menggunakan pancing ulur dengan tali nilon (senar).
Hampir semua nelayan Gorontalo mengenal paupau. Inilah nama lokal Gorontalo untuk paus pilot atau paus pemandu sirip pendek (Short-finned pilot whale).
Paus pilot di perairan Gorontalo atau di Teluk Tomini ikut memangsa tuna. Padahal, paus dikenal hanya memangsa cumi-cumi, gurita dan ikan-ikan pelagis kecil.
Bagi nelayan tuna, paus pilot ini seperti “hama”. Mamalia laut ini menjadi saingan nelayan dalam mencari tuna.
Paupau dengan nama ilmiah Globicephala macrorhynchus bergerak secara rombongan.
Ketika mamalia laut ini muncul didekat rumpon, nelayan akan berteriak. Karena tali pancing yang dilepas dan sudah dimakan tuna, tidak akan ada hasilnya. Daging tuna ini disantap (dengan cara diisap) paupau.
Ikan-ikan pelagis kecil pun akan menjauh dari rumpon ketika paupau bermunculan.
Komentar tentang post