redaksi@darilaut.id
Sabtu, 2 Juli 2022
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Laporan Khusus » Hampir Setahun Kapal MV Nur Allya Hilang Kontak di Laut Halmahera

Hampir Setahun Kapal MV Nur Allya Hilang Kontak di Laut Halmahera

redaksi redaksi
25 Juli 2020
Kategori : Laporan Khusus
Ilustrasi kapal MV Nur Allya. FOTO: YOUTUBE

Ilustrasi kapal MV Nur Allya. FOTO: YOUTUBE

Darilaut – Hampir setahun kapal MV Nur Allya hilang kontak di Laut Halmahera, Maluku Utara. Hingga kini keluarga anak buah kapal (ABK) masih bertanya-tanya mengenai keberadaan kapal kargo tersebut.

Salah satunya Fajar Merry Saputro. Adiknya bernama Hari Yanto bekerja sebagai juru mudi di kapal MV Nur Allya.

Fajar mengharapkan terdapat bukti-bukti keberadaan kapal kargo tersebut.

“Harapan kami kalau di duga tenggelam bisa di buktikan, kalau memang tidak tenggelam, Semoga crew MV Nur Allya dalam lindungan-Nya,” kata Fajar kepada Darilaut.id, Jumat (24/7).

Hingga kini, keluarga belum mendapat informasi kejelasan MV Nur Allya. Kapal berbendera Indonesia ini dengan muatan nikel dan hilang kontak pada 20 Agustus 2019 di Laut Halmahera.

Kapal milik perusahaan PT Gurita Lintas Samudera (GLS) tersebut dengan jumlah awak sebanyak 25 orang, salah satunya Hari Yanto.

Hari Yanto, juru mudi kapal MV Nur Allya. FOTO: ISTIMEWA VIA FAJAR MERRY SAPUTRO

Kapal berlayar dengan rute Pulau Weda, Maluku Utara tujuan Pelabuan Morosi, Sulawesi Tenggara.

Setelah hilang kontak, pencarian dilakukan dengan mengerahkan berbagai lembaga dan instansi terkait seperti Basarnas Ternate, Direktorat Komunikasi Basarnas Pusat, Direktorat Polairud Polda Maluku Utara, perusahaan pemilik kapal, dan Bakamla Pusat.

Area pencarian dipusatkan di perairan Maluku Utara, yang menjadi titik koordinat awal kapal tersebut terpantau. Tim menyisir perairan laut Obi, Maluku Utara dan perairan Pulau Buru, Maluku. Termasuk jalur pelayaran kapal di perairan Poge Sanana, Taliabo, dan perairan Morosi.

Hasil pencarian yang berlangsung hingga September 2019, nihil. Terdapat dugaan kapal MV Nur Allya tenggelam di perairan sekitar Desa Fluk, Laut Halmahera di kedalamam 843 meter di bawah permukaan laut.

Namun, belum ada bukti bahwa kapal MV Nur Allya tenggelam di kedalaman tersebut.

Proses pencarian yang dilakukan tim SAR gabungan telah dilakukan sejak 23 Agustus hingga 9 September. Kemudian monitoring dilakukan hingga 26 September.

Basarnas dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kemudian membuka kembali operasi SAR gabungan. Data-data dikumpulkan dikumpulkan tim SAR gabungan sejak 27 September hingga 1 Oktober.

MV Nur Allya adalah kapal kargo raksasa buatan perusahaan Jepang Sanoyas Hishino Meiso Corp pada 2002, dengan kapasitas 52.400 deadweight tonnes (dwt). Artinya, kapal ini mampu mengangkut beban hingga 52.400 ton, tidak termasuk berat kapal itu sendiri yang mencapai 8.394 metrik ton.

Di bulan Juli ini, upaya pencarian kembali kapal kargo MV Nur Allya dilakukan melalui survei kelautan. Tim melibatkan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), bersama KNKT dan PT GLS.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, BPPT akan memberikan dukungan penuh untuk pencapaian target kerjasama ini terlebih misi ini adalah mengemban tugas dan tanggung jawab nasional melalui KNKT.

Kepala Balai Teknologi Survei Kelautan BPPT M Ilyas mengatakan, survei kali ini menggunakan wahana Kapal Riset Baruna Jaya IV yang dilengkapi beberapa peralatan canggih seperti Multi beam Echosounder (MBES).

Selain itu, Marine Magneto Meter, Side Scan Sonar, USBL, ROV dan peralatan survei lainnya. Survei berlangsung pada 11 hingga 26 Juli 2020.*

Tags: BasarnasBPPTkapal hilangKNKTLaut Halmahera
Bagikan17Tweet6KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Pendataan dan pengukuran gurita hasil tangkapan nelayan Banggai Laut, Minggu (23/1/2022). FOTO: YAYASAN KALI
Berita

Agar Gurita Tak Menghilang di Banggai Laut

24 Januari 2022
Gurita selimut (Blanket octopus) yang memiliki 8 lengan (4 lengan pendek, 4 panjang) dan jubah semi transparan yang sebagian sudah rusak. Blanket octopus pertama kali ditemukan di perairan Lemito, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Teluk Tomini, Rabu 18 Agustus 2021. FOTO: UMAR PASANDRE/DARILAUT.ID
Berita

Gurita Selimut Betina Ditemukan di Perairan Pohuwato, Gorontalo

8 September 2021
Loyan Arsad, nelayan penangkap ikan tuna sirip kuning di Desa Olele, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. FOTO: DOK. DARILAUT.ID
Berita

Riwayat Nelayan Penangkap Ikan Tuna yang Beralih Dari BBM ke Gas

6 Agustus 2021
Next Post
Rajungan. FOTO: DARILAUT.ID

Nelayan Penangkap Rajungan Hilang Terseret Ombak Besar

Sungai Citarum. FOTO: VOA/REUTERS

Pencemaran Lingkungan, PT HAYI Cicil Bayar Ganti Rugi Rp 12 Milyar

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Sabtu, Juli 2, 2022
Mostly Cloudy
24 ° c
72%
11mh
-%
28 c 19 c
Rab
26 c 18 c
Kam
27 c 18 c
Jum
26 c 17 c
Sab

TERBARU

86 Titik Memantau Hilal, Iduladha 1443 H Jatuh pada 10 Juli 2022

Kajian Hisab Astronomi Posisi Hilal

Badai Chaba Tingkatkan Potensi Pertumbuhan Awan Hujan

Badai Tropis Terbentuk di Laut Cina Selatan dan Laut Filipina

Gubernur Khofifah Melantik Komite Komunikasi Digital

Kebisingan Kapal Mengganggu Pergerakan Paus Orca

REKOMENDASI

Destinasi Wisata Berkelanjutan di Labuan Bajo

Ribuan Ubur-ubur Menyerbu Perairan Italia

2018, Tiga Kasus Hiu Paus yang Viral di Media Sosial

Hati-Hati Berinteraksi dengan Anjing Laut Macan Tutul

Paus Pembunuh Ditemukan Mati di Perairan Newfoundland

Status Kritis, Orangutan Sumatra Diselundupkan di Pelabuhan Bakauheni

TERPOPULER

  • Kuda laut spesies Hippocampus pontohi di perairan Raja Ampat, Papua Barat, Indonesia. FOTO: WINKEL D/FISHBASE.SE

    Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    177 bagikan
    Bagikan 75 Tweet 43
  • Ikuti 5 Tips Aman Ini Sebelum Melakukan Snorkeling

    2 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Enam Aplikasi Digital Nelayan Indonesia

    361 bagikan
    Bagikan 152 Tweet 87
  • Mangrove di Pesisir Jakarta Dapat Menurunkan Intrusi Air Laut

    2 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Dirjen IKP: Dewan Pers Satu-satunya Lembaga yang Lakukan Sertifikasi Jurnalis

    2 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Rantai Pasok Perikanan dan Tantangan yang Dihadapi Nelayan di Indonesia

    116 bagikan
    Bagikan 50 Tweet 28
  • Video: Kapal Pinisi Bawa Wartawan Tenggelam di Labuan Bajo

    46 bagikan
    Bagikan 32 Tweet 6
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk