Darilaut – Hampir setahun kapal MV Nur Allya hilang kontak di Laut Halmahera, Maluku Utara. Hingga kini keluarga anak buah kapal (ABK) masih bertanya-tanya mengenai keberadaan kapal kargo tersebut.
Salah satunya Fajar Merry Saputro. Adiknya bernama Hari Yanto bekerja sebagai juru mudi di kapal MV Nur Allya.
Fajar mengharapkan terdapat bukti-bukti keberadaan kapal kargo tersebut.
“Harapan kami kalau di duga tenggelam bisa di buktikan, kalau memang tidak tenggelam, Semoga crew MV Nur Allya dalam lindungan-Nya,” kata Fajar kepada Darilaut.id, Jumat (24/7).
Hingga kini, keluarga belum mendapat informasi kejelasan MV Nur Allya. Kapal berbendera Indonesia ini dengan muatan nikel dan hilang kontak pada 20 Agustus 2019 di Laut Halmahera.
Kapal milik perusahaan PT Gurita Lintas Samudera (GLS) tersebut dengan jumlah awak sebanyak 25 orang, salah satunya Hari Yanto.
Kapal berlayar dengan rute Pulau Weda, Maluku Utara tujuan Pelabuan Morosi, Sulawesi Tenggara.
Setelah hilang kontak, pencarian dilakukan dengan mengerahkan berbagai lembaga dan instansi terkait seperti Basarnas Ternate, Direktorat Komunikasi Basarnas Pusat, Direktorat Polairud Polda Maluku Utara, perusahaan pemilik kapal, dan Bakamla Pusat.
Area pencarian dipusatkan di perairan Maluku Utara, yang menjadi titik koordinat awal kapal tersebut terpantau. Tim menyisir perairan laut Obi, Maluku Utara dan perairan Pulau Buru, Maluku. Termasuk jalur pelayaran kapal di perairan Poge Sanana, Taliabo, dan perairan Morosi.
Komentar tentang post