Kamis, Oktober 2, 2025
Beri Dukungan
redaksi@darilaut.id
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pilkada
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pilkada
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Home Berita Laporan Khusus

Maluku, Pertama Terapkan Fair Trade Perikanan Tangkap Dunia

redaksi
1 Agustus 2018
Kategori : Laporan Khusus
0
Maluku, Pertama Terapkan Fair Trade Perikanan Tangkap Dunia

Hasil tangkapan ikan tuna yang didaratkan di PPN Ambon, Rabu (1/8). FOTO: PPN AMBON

BAGI Robert Djoanda, membangun kepercayaan nelayan dengan Fair Trade (perdagangan yang adil) menjadi salah satu tantangan tersendiri. Mulanya, Robert mempertanyakan manfaat Fair Trade bagi perusahaan.

Robert adalah pengusaha perikanan, Direktur PT Harta Samudra. Seiring dengan berjalannya waktu, dengan Fair Trade ini, perusahaan lebih dekat dengan nelayan. Para nelayan ini membentuk komunitas.

Melalui kelompok-kelompok yang terbentuk, didiskusikan bersama keberlanjutan hasil tangkapan ikan. Begitu pula bagaimana mengumpulkan hasil tangkapan agar tetap terjaga mutu dan kualitasnya.

Ketua Komite Fair Trade Pulau Buru Provinsi Maluku, Rustam mengatakan, selama ini nelayan sangat minim dengan informasi. Terutama informasi harga dan bagaimana mutu ikan yang baik dan bisa diterima pasar internasional.

“Selama ini, nelayan miskin informasi,” katanya.

Fair Trade terbentuk pada 2014. Terjalin diskusi aktif antara pengumpul ikan (perusahaan) dengan nelayan.

Oktober 2014, hasil perikanan tuna handline di Maluku telah memperoleh sertifikasi. Ini sertifikasi pertama di dunia dengan menerapkan Fair Trade untuk perikanan tangkap.

Setelah di Maluku, pada 2017, Fair Trade ini diperkenalkan di Maluku Uitara. Program Fair Trade di Maluku Utara lebih fokus pada perikanan tuna sirip kuning. Lokasinya, di Pulau Bisa, Kabupaten Obi Utara, Halmahera Selatan.

Untuk berpartisipasi dalam Fair Trade, nelayan terlebih dahulu harus tergabung dalam Kelompok. Saat itu, telah ada empat kelompok nelayan yang terbentuk, yakni kelompok nelayan Tuna Jaya, Tanjung Tuna, Usaha Bersama dan Beringin Jaya.

Melalui Fair Trade, nelayan memperoleh harga yang sesuai dari setiap kilogram ikan yang mereka jual. Sekaligus memperoleh dana premium yang dibayarkan oleh konsumen yang membeli produk Fair Trade mereka.

Penghitungan dana premium adalah 0.3 USD dari setiap satu kilogram ikan dijual. Dana premium ini akan dikelola oleh Komite Fair Trade. Nantinya dana ini akan digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat.

Selanjutnya, 30 persen dana digunakan untuk kegiatan konservasi. Selebihnya, dimanfaatkan untuk mendukung kebutuhan nelayan, program sosial seperti pembangunan infrastruktur desa dan beasiswa bagi anak-anak nelayan.

Keberhasilan model pengelolaan tuna di Maluku ini, dapat dilihat dengan kedatangan Presiden Federasi Mikronesia, Peter M Christian ke Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Tantui. Mereka ingin belajar sistem pengelolaan ikan tuna di Maluku yang sudah berstandar internasional.

Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Ambon Ashari Syarief mengatakan, Mikronesia termasuk salah satu penghasil ikan tuna di dunia. Namun sistemnya belum seperti yang ada di Maluku. Kedatangan Presiden Mikronesia ke PPN Tantui beberapa waktu lalu, bukti sektor kelautan dan perikanan Indonesia sudah mampu bersaing secara global.

Baik kualitas dan standar mutu keamanannya. Pengelolaan ikan di PPN Tantui, membuktikan sistem pengelolaan ikan tuna di Maluku sudah berstandar internasional. Standar pasar dunia, yakni dengan menerapkan hazard analysis critical control point atau HACCP. Biasa disebut titik kontrol kritis analisis bahaya.

Negara Eropa mau membeli produk khususnya perikanan dengan melihat HACCP. Dalam kunjungannya ke Ambon, Presiden Federasi Mikronesia, tertarik menjalin kerjasama di bidang perikanan.

Peter mengunjungi Balai Budidaya Perikanan Laut di Waiheru dan Pelabuhan Nusantara (PPN) Tantui dan cold storage milik PT Harta Samudera.

Mikronesia merupakan negara federasi yang terletak di Samudera Pasifik atau sebelah Utara Pulau Papua. Negara seluas 158.1 kilometer persegi itu adalah salah satu negara terkecil di dunia dan terdiri dari empat negara bagian yakni Yap, Chuuk, Pohnpei dan Kosrae.*

Tags: Fair TradeMalukuTuna
Bagikan9Tweet5KirimKirim
Previous Post

Mangrove di Randangan Banyak Dikonversi Jadi Areal Tambak

Next Post

Peluang Tuna itu Nyata

Postingan Terkait

Owan, Nelayan Teluk Tomini Juara D’Academy 6 Indosiar

Owan, Nelayan Teluk Tomini Juara D’Academy 6 Indosiar

6 April 2024
Tradisi Nelayan Kota Gorontalo Berbagi Ikan Hasil Tangkapan

Tradisi Nelayan Kota Gorontalo Berbagi Ikan Hasil Tangkapan

6 April 2024

Melaut Saat Cuaca Ekstrem Nelayan Harus Punya Mental Kuat

Nelayan Pahlawan Pangan Dari Komoditi Ikan

Kisah Pendulangan Emas Botudulanga dan Dudangata di Pohuwato

Misteri Emas “Dudangata” di Cagar Alam Panua

Agar Gurita Tak Menghilang di Banggai Laut

Gurita Selimut Betina Ditemukan di Perairan Pohuwato, Gorontalo

Next Post
Peluang Tuna itu Nyata

Peluang Tuna itu Nyata

Komentar tentang post

TERBARU

Kampung Nelayan Merah Putih di Gorontalo: Program Prioritas, Risiko Mercusuar

Pengelola Kartu Indonesia Pintar UNG Gelar Pertemuan dengan Penerima Beasiswa 2025

Depresi Tropis Akan Menguat Menjadi Badai Tropis di Laut Filipina

Dosen UNG Soroti Program Kampung Nelayan Merah Putih

Gempa Dahsyat 6,9SR di Cebu Filipina Menewaskan Lebih Dari 60 Orang

Siklon Tropis Berkembang di Laut Filipina

AmsiNews

REKOMENDASI

BMKG: Perubahan Iklim Berdampak Serius di Sektor Pertanian

Fakultas Kelautan UNG Memeriahkan Malam Apresiasi Gambesi Kampung Inspiratif di Ternate

6 Negara Bahas Model Pengelolaan Hiu Paus di Gorontalo

Kapal Selam Titan Meledak di Dekat Titanic, Lima Orang Tewas

Banjir di Sudan Menewaskan 66 Orang

Universitas Negeri Gorontalo Tambah 10 Guru Besar Baru

Kategori

  • Advertorial
  • Berita
  • Biota Eksotis
  • Bisnis dan Investasi
  • Cek Fakta
  • Eksplorasi
  • Hiu Paus
  • Ide & Inovasi
  • Iklim
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Konservasi
  • Laporan Khusus
  • Orca
  • Pemilu & Pilkada
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Travel
  • Video

About

  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Trustworthy News Indicators
Dari Laut

darilaut.id

Menginformasikan berbagai perihal tentang laut, pesisir, ikan, kapal, berita terkini dan lain sebagainya.

redaksi@darilaut.id
+62 851 5636 1747

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu & Pilkada
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel
  • Iklim
  • Advertorial

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.