Jakarta – Air Asam Tambang dapat melarutkan logam berat dan menyebabkan pencemaran lingkungan yang signifikan jika mengotori badan perairan umum.
Prof Dr Rudy Sayoga Gautama mengatakan, penyebab terjadinya Air Asam Tambang adalah reaksi antara mineral sulfida dengan oksigen dan air pada cebakan mineral atau endapan batubara sehingga menghasilkan air yang bersifat asam.
Karena itu, Air Asam Tambang merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan pertambangan mineral dan batubara. Menyikapi hal tersebut, Indonesian Network for Acid Drainage (INAD) bekerjasama dengan KK Teknik pertambangan FTTM ITB mengadakan Seminar Nasional dan Kursus Air Asam Tambang Ke-6 dan Pengelolaan Air Tambang di Indonesia yang diselenggarakan di Aula Barat ITB Kampus Ganesa, Rabu (18/9).
“Tujuan diadakan seminar dan kursus ini adalah sebagai ajang komunikasi dan berbagi pengalaman serta pemikiran tentang praktik maupun teknologi terkait dengan pengelolaan dan sistem penyaliran tambang,” ujar Prof Rudy seperti dikutip Itb.ac.id.
Air Asam Tambang harus dikelola dengan baik dan terencana agar pengaruhnya terhadap lingkungan dapat diminimalisir.
Menurut Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara, Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Muhamad Hendrasto, kekayaan alam Indonesia adalah aset dan sumber kehidupan bangsa dan negara. Karena jumlahnya terbatas, sehingga harus dikelola dan dipelihara untuk mewujudkan pemanfaatan yang lestari.
Komentar tentang post