KINI nelayan tak perlu lagi membeli tali dengan panjang ratusan hingga seribu meter. Tak perlu lagi menggunakan bambu dalam jumlah banyak, pelampung dan pemberat ratusan kilo gram.
Terobosan rumpon portable yang dikembangkan tim peneliti dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK-IPB) sebagai salah satu solusi. Selain irit, rumpon portable lebih ramah lingkungan.
Saat ini, di berbagai perairan yang mengandalkan penangkapan ikan dengan menggunakan rumpon, bahan utama salah satunya tali nilon. Tali berukuran besar dan panjang ini disesuaikan dengan kedalaman dasar perairan. Makin dalam perairan, ongkos pembuatan rumpon, seperti untuk tali lebih besar biayanya.
Bila angin kencang, arus dan gelombang, seringkali tali rumpon putus. Banyak tali yang masuk begitu saja ke laut. Karena itu, rumpon portable ini lebih efektif dan efisien untuk menangkap ikan pelagis.
Rumpon portable sebagai pengembangan rumpon konvensional dengan menggunakan konsep respon ikan terkait penggunaan frekuensi suara, tali rafia pada atraktor dan lampu.
“Keunggulan rumpon portable ini adalah menggunakan frekuensi suara untuk mengumpulkan ikan,” kata Dr Roza Yusfiandayani, salah satu tim peneliti kepada Darilaut.id, Selasa (6/11). Selain Roza, tim peneliti ini, Prof Dr Mulyono S Baskoro dan Prof Dr Indra Jaya, dari FPIK IPB.
Komentar tentang post