Jakarta – Ikan sidat (Anguilla sp.) terancam punah di Danau Limboto, Provinsi Gorontalo. Siklus hidup dan sistem reproduksi sidat sangat bergantung pada kondisi perairan yang memungkinkan ikan ini bisa berpindah tempat dari perairan tawar ke laut dan sebaliknya.
Profesor riset Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Krismono mengatakan, bila tak ada saluran air yang menghubungkan secara langsung antara danau dan sungai ke laut untuk ruaya ikan sidat, Danau Limboto akan kehilangan ikan sidat.
Menurut Krismono, jalan air (ikan) yang dikenal dengan istilah fish way secara fisik dapat sebagai penahan dan penampung air dengan sistem buka-tutup.
“Tetapi secara biologis untuk ikan-ikan yang migrasi belum tentu sesuai, harus diteliti efektivitasnya,” kata Prof Krismono kepada Darilaut.id, Selasa (24/9).
Krismono dan tim KKP, telah melakukan penelitian bertahun-tahun di Danau Limboto. Selain hasil penelitian, telah diterbitkan dua buku tentang kondisi Danau Limboto.

Tahun ini, Juni 2019, Prof Krismono dan tim menerbitkan lagi buku dengan judul “Status Terkini Ekologi dan Perikanan di Danau Limboto.” Editor buku ini Dr Sigid Hariyadi dan Dr Joni Haryadi D.
Selain sidat dalam bahasa lokal Gorontalo disebut sogili, ikan yang migrasi dari Danau Limboto ke laut yakni belanak (Mugil sp.) dan pepetek.
Komentar tentang post