Rumphius, memiliki nama lengkap Georgius Everhadus Rumphius. Ia lahir di Jerman, pada 1627. Setelah dewasa, Rumphius masuk dinas militer Belanda. Karena minatnya pada botani dan zoologi, ia memilih tak lagi bekerja di dinas militer.
Ambon merupakan pilihan selanjutnya. Hampir setengah abad, Rumphius menghabiskan hidupnya di darah kepulauan itu. Sejumlah karya Rumphius lahir dari daerah ini, mulai dari gagasan dan pemikiran yang semuanya dicatat dalam ribuan lembar kertas.
Dalam perjalanan hidupnya, Rumphius menderita penyakit mata, yang akhirnya membuatnya menjadi buta. Dengan kondisi seperti itu, tak menghalanginya untuk terus bekerja.
Potensi flora dan fauna laut di Ambon, Laut Banda dan sekitarnya telah dicatat Rumphius.
Namun, hingga saat ini masih banyak yang terlewatkan dan belum terkuak. Salah satunya, paus biru (Blue Whales).
Paus Biru
Paus biru tergolong hewan terbesar di bumi. Mamalia laut ini ditemukan di semua samudra, kecuali Arktik.
Paus biru, termasuk satwa yang terancam punah. Selama ini, mengalami masa sulit karena kegiatan perburuan dan penangkapan untuk komersial.
Menurut NOAA Fisheries, terdapat lima subspesies paus biru. Selama musim panas, paus biru biasanya menghabiskan waktunya di perairan dingin/kutub. Ketika musim dingin tiba, paus biru melakukan migrasi panjang menuju Khatulistiwa.
Komentar tentang post