GURU besar Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Prof Dr Ramli Utina mengatakan, rantai makanan di pesisir dan sungai dalam ekosistem mangrove di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, telah tercemar logam berat merkuri.
Hal ini diindikasikan dengan adanya paparan merkuri pada biota perairan, mangrove dan burung. “Biota yang hidup dalam ekosistem mangrove terpapar merkuri,” kata Ramli, yang juga dosen Pascasarjana UNG.
Selama dua tahun, di 2015 dan 2016, Ramli melakukan penelitian kandungan logam berat di pesisir Pohuwato yang berada di Teluk Tomini. Lokasi ini berada muara sungai Taluduyunu dan Randangan, serta di pesisir yang ditumbuhi mangrove di Pohuwato.
Konsentrasi penelitian selama dua tahun, pada burung-burung, biota perairan dan akar mangrove. “Dalam akar mangrove sudah tercemar merkuri,” ujarnya.
Menurut Ramli, akar mangrove yang tercemar merkuri ini jenis Rhizophora, Avicenia, Sonneratia dan Bruguiera. Empat jenis mangrove ini paling mendominasi pesisir dan muara di Pohuwato. Kandungan merkuri pada jenis mangrove tersebut rata-rata 0,052 ppm.
Sebanyak 15 jenis biota laut yang hidup di pesisir dan muara sungai yang ditumbuhi mangrove juga telah diteliti. Hasilnya, jenis kerang, udang dan ikan kecil terkontaminasi merkuri.
Biota yang hidup di mangrove ini menjadi mangsa dari beberapa jenis burung. Burung-burung ini pun telah terpapar merkuri.
Komentar tentang post