Darilaut – Hampir setiap tahun konten tentang “Kangkung yang Mematikan” beredar di berbagai platform media sosial.
Narasi konten tersebut menginformasikan seorang pemuda asal Solo yang menderita sakit perut, kemudian meninggal dunia karena makan kangkung yang ada lintah.
Tahun 2024 masih beredar di media sosial seperti grup WhatsApp (WA) mengenai “Kangkung yang Mematikan (Hati2 memasak kangkong)”.
Cerita berawal dari sebuah klinik yang terkenal di Yogya. Dokter kebingungan karena ada seorang pemuda asal Solo menderita sakit perut. Pemuda itu lantas dibawa ke Klinik oleh orang tuanya setelah dua hari menderita diare. Sudah bermacam obat sakit perut yang diberikan kepada pemuda itu, namun tidak kunjung sembuh.
Setelah diperiksa, ternyata sebelum menderita diare, pemuda itu makan kangkung tumis di restoran bersama orang tuanya. Dokter segera melakukan rontgen, ternyata dalam usus telah berkembang biak lintah.
Dokter menyerah dan menyatakan tidak sanggup mengambil tindakan medis apapun. Akhirnya pemuda malang itu pun meninggal dunia.
Narasi tentang kangkung tersebut beredar, diteruskan berkali-kali di berbagai platform media sosial, dan muncul setiap tahunnya.
Hasil Telaah
Narasi “Kangkung yang Mematikan” bukan baru kali ini saja muncul, akan tetapi konten yang tidak benar tersebut sudah beredar di berbagai platform media sosial sejak 2015 lalu.