SELAMA tiga tahun, 2015 – 2018, Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), melakukan monitoring di Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu.
Hasil monitoring bersama mitra BKKPN Kupang menghasilkan peta migrasi mamalia yang melintasi TNP Laut Sawu hingga Taman Wisata Perairan (TWP) Laut Banda.
Laut Sawu dan perairan Nusa Tenggara Timur sebagai jalur utama mingrasi, serta lokasi mamalia laut mencari makan. Dari Laut Sawu, mamalia laut ini ke Laut Banda.
Alur migrasi mamalia laut ini, terutama pada bulan April – Juni, Juni – Agustus, Agustus – September, September – Oktober dam Oktober Januari.
Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut- Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Ir Ikram M Sangadji MSi mengatakan, berdasarkan data kemunculan mamalia laut, paling banyak di bulan September, Oktober dan November.
Kemunculan mamalia laut ini, menurut Ikram, pada pagi dan sore hari. Pagi hari, muncul pukul 05.00 sampai 09.00 Wita. Sore hari pukul 15.00 – 18.00 Wita.
Tingkah laku dominan mamalia laut ini selama pemantauan, seperti feeding, aerials, travelling, sphyhoping, loging, bowriding dan avoidence.
Untuk jenis lumba-lumba, jumlah yang muncul dalam satu kelompok sebanyak 10 sampai 40 ekor. Spesies paus dengan jumlah 2 sampai 6. Terkadang, lumba-lumba dan paus ini berada dalam satu kelompok.
Kawasan TNP Laut Sawu sebagai koridor penting bagi perlintasan berbagai spesies mamalia laut. Mamalia laut ini terdiri dari 14 spesies paus, tujuh spesies lumba-lumba dan satu spesies dugong.*
Komentar tentang post