SEJUMLAH ilmuwan mengumpulkan sampel urin dari 17 lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncates). Penelitian ini berlangsung sejak Mei 2016 sampai Mei 2017 di Teluk Sarasota, Florida, AS.
Hasilnya, metabolit phthalate terdeteksi pada 71 persen dari lumba-lumba hidung botol yang diambil sampelnya, dengan konsentrasi tinggi.
Phthalates adalah zat aditif kimia yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk produk pembersih, kosmetik, produk perawatan pribadi, dan plastik. Karena tidak terikat secara kimia, potensi kontaminasi lingkungan sangat signifikan.
Phthalates dan metabolitnya telah dikaitkan dengan gangguan endokrin dan gangguan reproduksi, antara lain efek kesehatan yang merugikan.
Lumba-lumba hidung botol (bottlenose) rentan terhadap pencemar lingkungan. Mamalia laut ini berada pada posisi puncak dalam rantai makanan dengan rentang hidup yang panjang.
Ini studi pertama yang melaporkan konsentrasi urin metabolit Phthalates pada lumba-lumba hidung botol dan mamalia laut lainnya.
Peneliti yang tergabung dalam studi ini berasal dari College of Charleston. Selain itu, dari Chicago Zoological Society’s Sarasota Dolphin Research Program, JHT Inc., Hollings Marine Laboratory, dan National Oceanic and Atmospheric Administration. Studi ini diterbitkan di Jurnal American Geophysical Union, dengan penulis utama Leslie B. Hart dari College of Charleston.
Tujuan penelitian untuk mengukur konsentrasi metabolit phthalate dalam urin yang dikumpulkan dari lumba-lumba hidung botol di Sarasota Bay. Berdasarkan pengujian menunjukkan terdapat dua paparan phthalates yang paling umum digunakan dalam produk komersial.*
Sumber: Jurnal American Geophysical Union
Komentar tentang post