Manado – Sebagian perairan laut di Indonesia dilaporkan gelombang tinggi hingga lebih dari enam meter.
Di bulan Juli, beberapa kapal penangkap ikan mengalami kecelakaan. Sejumlah fasilitas lokasi di pesisir Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara rusak karena gelombang tinggi.
Di Sulawesi Utara, Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 716 dan Laut Maluku-Teluk Tomini 715, nelayan tetap bisa melaut. Begitu pula di Ambon, Malu, WPP 714.
Setiap hari nelayan penangkap ikan pelagis memasok hasil tangkapannya, di pelabuhan perikanan, seperti di Bitung, Manado dan Ambon.
Jumlah hasil tangkapan ikan yang masuk melalui Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Bitung, selama Juni dan Juli, didominasi madidihang atau tuna sirip kuning (Thunnus albacares). Di Manado, yang tercatat di Balai Pelabuhan Perikanan Pantai (BPPP) Tumumpa, baby tuna (panitang).
Seperti hasil tangkapan pada Senin (30/7), sebanyak 55.899 kilogram madidihang yang didaratkan di PPS Bitung. Nilainya sebesar Rp. 1.712.725.
Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Ambon, Selasa (31/7) sebanyak 8.303 kilogram madidihang dan 3.756 kilogram tuna mata besar didaratkan. Sementara lewat darat sebanyak 4.525 kilogram tuna masuk di PPN Ambon.
Masih di PPN Ambon, Rabu (1/8) sebanyak 17.000 kilogram ikan, mayoritas yang didaratkan madidihang.
Komentar tentang post