redaksi@darilaut.id
Selasa, 17 Mei 2022
26 °c
Jakarta
28 ° Sab
27 ° Ming
28 ° Sen
27 ° Sel
Dari Laut Indonesia
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Biota Eksotis
    • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
    • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil

Home » Berita » Laporan Khusus » Satu Dekade Memijahkan Ikan Tuna di Bali

Satu Dekade Memijahkan Ikan Tuna di Bali

redaksi redaksi
2 Agustus 2018
Kategori : Laporan Khusus
Benih ikan tuna sirip kuning. FOTO: DOK. BRSDM BBRBLPP BALI

Benih ikan tuna sirip kuning. FOTO: DOK. BRSDM BBRBLPP BALI

MEMIJAHKAN ikan tuna tidak muncul begitu saja. Mulanya, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut (BBPPBL), Gondol-Bali mencoba memijahkan induk ikan tuna di dalam bak beton.

Satu dekade lalu, cara memelihara induk ikan tuna dalam beton ini diterapkan. Ternyata, kebiasaan tuna bergerak leluasa di laut lepas ini masih terbawa di dalam beton pemeliharaan. Induk ikan ini sering menabrak dinding beton.

Akibatnya, mortalitas (kematian) induk tuna tinggi. Tahun 2010, BBPPBL) Gondol-Bali melaporkan, hampir setiap hari pemijahan. Namun, terdapat infeksi endoparasit dalam telur.

Siklus endoparasit tersebut tidak bisa diputus. Seluruh telur yang dihasilkan pada hari selanjutnya tidak dapat digunakan dan produktivitas induk pada tahun ketiga pemijahan sangat rendah.

Pengalaman di atas, ditulis Jhon Harianto Hutapea, Ananto Setiadi, Gunawan, dan I Gusti Ngurah Permana dalam Jurnal Riset Akuakultur (2017). Ketiganya adalah peneliti di Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluhan Perikanan.

Para peneliti tidak bergantung pada bak beton. Pada 2013, pemeliharaan induk ikan dpindahkan ke laut, yakni dalam Karamba Jaring Apung (KJA).

Jurnal dengan judul “Performa Pemijahan Ikan Tuna Sirip Kuning, Thunnus albacares, di Keramba Jaring Apung” itu, memberi kesimpulan bahwa induk ikan tuna sirip kuning yang dipelihara di KJA menunjukkan performa reproduksi yang baik. Tentunya hasil ini sangat menggembirakan.

Beberapa laporan yang menjadi rujukan dalam penelitian ini, antara lain, informasi mengenai ikan tuna sirip kuning betina memijah pertama kalinya di umur 1,6-2,0 tahun. Penelitian lain dengan menggunakan panjang cagak sebagai standar, diperoleh informasi ikan tuna betina memijah pertama kalinya pada ukuran panjang cagak 52,5-56,7 cm di perairan Filipina.

Hasil ini berbeda dengan kondisi di Samudera Pasifik Tengah bagian khatulistiwa. Panjang cagak 70-80 cm. Bahkan di Samudera Hindia umumnya pada panjang cagak di atas 90 cm.

Populasi Menurun

Ikan tuna sirip kuning termasuk komoditas ekspor yang bernilai ekonomis tinggi. Populasinya semakin menurun di alam. Penelitian yang dilaksanakan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut, Gondol bertujuan untuk mengetahui performa pemijahan ikan tuna sirip kuning yang dipelihara di dalam keramba jaring apung.

Sebanyak 100 ekor induk ikan tuna dengan ukuran bobot sekitar 15-30 kg dipelihara dalam keramba sejak 2014. Induk ikan diberi pakan berupa ikan layang dan cumi-cumi, dengan rasio 2:1 dua kali sehari. Pakan ini diberikan tiap pagi dan sore.

Pengamatan yang dilakukan meliputi tingkah laku induk, pemijahan, dan keragaan telur yang dihasilkan. Selanjutnya, kualitas air terutama suhu dan oksigen setiap hari.

Induk ikan memijah untuk pertama kalinya pada 2015. Selanjutnya pemijahan terjadi hampir setiap malam hari, dengan jumlah telur yang dapat dikumpulkan berkisar 30.000-3.600.000 butir. Ukuran diameter telur 870-920 µm.

Daya tetas telur yang diperoleh berkisar 26%-96%. Dengan ketahanan hidup larva tanpa pakan (survival activity index-SAI) berkisar 0,1-3,8. Larva bertahan hidup tanpa diberi pakan maksimal hingga lima hari setelah menetas.

Berdasarkan hasil pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa induk ikan tuna sirip kuning umur dua tahun, dapat memijah di keramba jaring apung dan menghasilkan performa pemijahan yang baik.*

Tags: BaliKKPTuna
Bagikan9Tweet6KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan

Related Posts

Pendataan dan pengukuran gurita hasil tangkapan nelayan Banggai Laut, Minggu (23/1/2022). FOTO: YAYASAN KALI
Berita

Agar Gurita Tak Menghilang di Banggai Laut

24 Januari 2022
Gurita selimut (Blanket octopus) yang memiliki 8 lengan (4 lengan pendek, 4 panjang) dan jubah semi transparan yang sebagian sudah rusak. Blanket octopus pertama kali ditemukan di perairan Lemito, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, Teluk Tomini, Rabu 18 Agustus 2021. FOTO: UMAR PASANDRE/DARILAUT.ID
Berita

Gurita Selimut Betina Ditemukan di Perairan Pohuwato, Gorontalo

8 September 2021
Loyan Arsad, nelayan penangkap ikan tuna sirip kuning di Desa Olele, Kecamatan Kabila Bone, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. FOTO: DOK. DARILAUT.ID
Berita

Riwayat Nelayan Penangkap Ikan Tuna yang Beralih Dari BBM ke Gas

6 Agustus 2021
Next Post
Karamba jaring apung untuk budidaya tuna di Jepang. FOTO: DONNA OCTAVIANA

Budidaya dan Memijahkan Tuna Sirip Kuning

Budidaya bluefins tuna di Jepang. FOTO: DONNA OCTAVIANA

Budidaya Tuna di Jepang

Komentar tentang post

Bandung, Indonesia
Selasa, Mei 17, 2022
Mostly Cloudy
24 ° c
72%
11mh
-%
28 c 19 c
Rab
26 c 18 c
Kam
27 c 18 c
Jum
26 c 17 c
Sab

TERBARU

Bibit Siklon Tropis 91P Tumbuh Dekat Vanuatu

Gelombang Panas dan Badai Petir Melanda Eropa Barat

Bulan Darah Terlihat Saat Peristiwa Gerhana

Akan Dikirim ke Manado, KKP Proses Hukum 4.030 kg Sirip Hiu di Baubau

Dua Kapal Rusak Mesin di Perairan Batam

Gunung Awu di Pulau Sangihe Level III

REKOMENDASI

Forkopimda Sulawesi Utara Serahkan Bantuan Sembako di Pulau-pulau Kecil

Kongres IUCN, Pemerintah Jerman Investasi 17 juta Euro Untuk Pariwisata Berkelanjutan

Tangkapan Ikan Tuna di Teluk Tomini Menurun

Tim SAR Cari Nelayan yang Terhempas Gelombang di Pangandaran

Diagnosis dan Pencegahan Infeksi Virus Corona

Banjir Melanda Aceh Utara dan Bener Meriah

TERPOPULER

  • Komet ISON ini diambil dengan teleskop nasional TRAPPIST di Observatorium La Silla ESO pada 15 November 2013. FOTO: TRAPPIST/E. Jehin/ESO/SPACE.COM

    Kisah Komet ISON yang Hancur Berkeping-keping dan Meredup

    3 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Sekolah Virtual Mengamati Benda Langit dengan Teleskop Terbesar di Dunia

    3 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Dr Hawis Madduppa Ahli Keanekaragaman Hayati Laut IPB University Wafat

    3 bagikan
    Bagikan 1 Tweet 1
  • Teknologi Penginderaan Jauh untuk Riset Kelautan

    32 bagikan
    Bagikan 13 Tweet 8
  • Tahun 2022, Pulau Jawa Paling Banyak Kejadian Bencana Alam

    6 bagikan
    Bagikan 2 Tweet 2
  • Bencana Alam Tahun 2022, Lebih Dari 1 Juta Jiwa Mengungsi

    22 bagikan
    Bagikan 9 Tweet 6
  • Kuda Laut, Ikan yang Dipercaya Dapat Menyembuhkan Berbagai Penyakit

    160 bagikan
    Bagikan 68 Tweet 38
  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Email : redaksi@darilaut.id

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi

© 2018 - 2022 PT Dari Laut Indonesia

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

*Dengan mendaftar di situs kami, anda setuju dengan Syarat & Ketentuan and Kebijakan Privasi.
Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk