Minggu, September 24, 2023
Beri Dukungan
redaksi@darilaut.id
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pemilihan
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pemilihan
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Home Eksplorasi

Dengan Pinisi Orang Makassar Menemukan Benua Australia

Mencari Teripang, Menjalin Diplomasi Makassar - Aborigin Yolngu

redaksi
28 November 2018
Kategori : Eksplorasi
0
Lukisan pinisi di Australia

Lukisan Perahu (Pinisi) berwarna putih yang tergambar dengan jelas di dinding rockshelter di Djulirri (Sumber: May,et.al,2010:60//Zofrano Sultani, dkk).

ORANG-ORANG Makassar telah menjalin hubungan historis dengan Aborigin  Yolngu di Australia utara, jauh sebelum bangsa Eropa menginjakan kaki di sana.

Hasil penelusuran sejarahwan dari Universitas Negeri Malang, Zofrano Ibrahimsyah Magribi Sultani, Melliya dan Raisa Rahmawati, menemukan orang Makassar, sebagai pelaut telah mengunjungi pantai utara Australia untuk mengumpulkan teripang yang kemudian dijual sebagai obat dan makanan.

Kedatangan orang Makassar, kemudian menjalin kontak dengan orang Australia Utara dalam budaya, ekonomi dan sosial. Para pelaut Makassar menamai pantai itu “Marege” dan benua diberi nama “Osse Tara Lia“. Nama ini kemudian menjadi negara Australia.

Penelitian dengan metode historis yang dilakukan Zofrano Sultani dkk, diperkuat dengan hasil riset akademisi Australia National University dan kampus lain yang ada di Australia. Seperti lokasi Malarrak, Djulirri, dan sekitarnya adalah bukti terjadinya kontak antara Makassar dan Aborigin Yolngu.

Lokasi-lokasi ini menggambarkan perahu (prau) milik orang Makassar dan temuan arkeologis lain seperti lukisan yang menggambarkan senjata badik, binatang (animal) dan rumah (house).

Penggunaan warna putih sangat dominan dalam lukisan “Pinisi” dapat diinterpretasikan sebagai proyeksi mimpi terhadap yang lain dan alam. Maksudnya, sebuah aktualisasi dari representasi dari orang Aborigin setempat yang berkomunikasi melalui orang asing yang kontak dengan mereka.

Rute pelayaran
Rute Perlayaran dan Perdagangan Transnasional Orang Makassar Abad XVI-XIX M di Laut Jawa, Nusa Tenggara, Laut Timor, dan Australia (Sumber: Blair & Hall, 2013: 212/Zofrano Sultani, dkk).

Menurut Prof Adrian Bernard Lapian, orang-orang Sulawesi Selatan tidak hanya menamakan kapal pinisi melainkan berbagai macam nama sesuai dengan fungsi, asal daerah dan bentuknya. Namun, peneliti menggunakan “pinisi” berdasarkan temuan peneliti Australia mengenai gambar pinisi di Australia dan tradisi lisan di sana.

Catatan sejumlah peneliti menyebutkan perdagangan transnasional orang Makassar dengan Australia baru terjadi pada abad 17-19 dipimpin kapten U-nusu Daeng Remba. Hal itu di dukung bukti arkeologis dan historis yang mengadakan kontak dengan Aborigin Yolngu.

Sementara Chriastian Pelras (2006) dan Lapian (2009) menguraikan melalui teks I Lagaligo dan teks asing yang mengungkapkan orang Makassar telah mengadakan diplomasi dan perdagangan transnasional dengan daerah-daerah di Timur Indonesia, Jawa, Nusa Tenggara, Australia, dan Mindanao melalui pelayaran dan perdagangan antar pulau.

Zofrano Sultani dkk, mengambil kesimpulan, sistem sosial budaya orang Makassar membentuk karakter dan kebudayaan maritim sebagai bangsa pelaut. Orang Makassar bersama pedagang kosmopolitan Asia mempertahankan jaringan perdagangan transnasional timur dan meluaskan hingga ke perairan Australia.

Advertisement

Mereka bermula dari mencari teripang, kemudian mengadakan diplomasi dan perdagangan transnasional dengan Aborigin Yolngu. Hasilnya, mereka mampu memperkenalkan kebudayaan baru kepada Aborigin Yolngu yang mempengaruhi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat lokal.

Bukti arkeologis dan historis yang ditemukan menunjukkan, teknologi dan kebiasaan yang diperoleh dari orang-orang Makassar memperkuat kebiasaan dan praktek tradisional Aborigin Yolngu.

Bagaimana Hubungan historis antara nelayan dari Makassar dan kelompok Yolngu di Australia utara ini akan menjadi bahasan simposium, Victorian College of Arts di University of Melbourne dan Rumata ‘Artspace di Makassar. Kegiatan ini akan berlangsung pada Senin 3 Desember, di gedung Rektorat Universitas Hasanuddin.
Selain itu, akan memperkenalkan program pertukaran seniman, masing-masing tiga seniman dari Makassar dan tiga dari Yolngu dari Yirrkala, East Arnhem Land.

Para seniman akan bertemu dan mengeksplorasi budaya dan identitas lokal dari masyarakat Makassar. Kemudian perspektif Yolngu tentang hubungan mereka dengan para nelayan di Makassar.*

Baca Juga

200 tahun Alfred Wallace: laboratorium hidup evolusi Wallacea semakin disesaki pembangunan

BRIN Fokus Riset Laut Dalam di Wilayah Timur Indonesia

BRIN dan Chinese Academy of Sciences Kerja Sama Riset Kelautan

Tags: Aborigin  Yolngu AustraliaMakassarPinisi
Bagikan21Tweet8KirimKirim

Berlangganan untuk menerima notifikasi berita terbaru Dari Laut Indonesia

Berhenti Berlangganan
Dukungan darilaut.id : https://saweria.co/darilautID
Previous Post

Olahan Minuman Jeli dari Kulit Ikan Tuna

Next Post

Kematian Massal Ratusan Paus di Selandia Baru dan Australia

Postingan Terkait

200 tahun Alfred Wallace: laboratorium hidup evolusi Wallacea semakin disesaki pembangunan

200 tahun Alfred Wallace: laboratorium hidup evolusi Wallacea semakin disesaki pembangunan

23 Agustus 2023
LIPI: Ekosistem Laut Dalam Indonesia Masih Sedikit yang Diketahui Potensinya

BRIN Fokus Riset Laut Dalam di Wilayah Timur Indonesia

6 Agustus 2023

BRIN dan Chinese Academy of Sciences Kerja Sama Riset Kelautan

15 Spesies Paus Terlihat di Laut Cina Selatan

Ada Fitoplankton yang Berbahaya

NASA Akan Mengamati dan Mengidentifikasi Spesies Fitoplankton dari Luar Angkasa

Kapal Titan Mengalami Ledakan Dahsyat

Kapal Selam Titan Meledak di Dekat Titanic, Lima Orang Tewas

Next Post
Paus pilot terdampar

Kematian Massal Ratusan Paus di Selandia Baru dan Australia

Komentar tentang post

Dukungan

TERBARU

Cerdas Menangkal Hoaks

200 Personel Brimob dan Tim Mabes Polri Tiba di Pohuwato

Konflik Pohuwato Terbesar Kedua di Teluk Tomini, Setelah Poso

Rektor Universitas Negeri Gorontalo Prihatin Konflik di Pohuwato

Grup Merdeka Menyayangkan Perusakan Fasilitas Proyek Emas Pani di Pohuwato

Soal Kondisi di Pohuwato, Semua Pihak Menahan Diri dan Tidak Memperpanjang Tindakan Kekerasan

Beri Dukungan disini : https://saweria.co/darilautID

REKOMENDASI

Resmi di KKP, Menteri Susi Ingin Segera Melayarkan Kapal Silver Sea 2

Teknologi Digital Bukan Hal Baru

Forum Negara Pulau dan Kepulauan Tandatangani Deklarasi Manado

Apa Kabar Ikan Raja Laut?

Dua Kapal Ikan Malaysia Ditangkap di ZEE Indonesia

Kupu-kupu Laut Transparan

Tags

Ditjen Perhubungan Laut Siklon Tropis JTWC KKP Covid-19 AMSI gempabumi TNI Angkatan Laut BRIN Banjir gorontalo Jepang BPBD Samudra Pasifik BMKG BNPB Perubahan Iklim Virus Corona Basarnas Bibit Siklon Tropis KLHK sampah plastik teluk tomini Kemenhub LIPI

Kategori

  • Advertorial
  • Berita
  • Biota Eksotis
  • Bisnis dan Investasi
  • Cek Fakta
  • Eksplorasi
  • Hiu Paus
  • Ide & Inovasi
  • Iklim
  • Kajian
  • kategori
  • Kesehatan
  • Konservasi
  • Laporan Khusus
  • Orca
  • Pemilu & Pemilihan
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Travel
  • Video

About

  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Trustworthy News Indicators
Dari Laut

darilaut.id

Menginformasikan berbagai perihal tentang laut, pesisir, ikan, kapal, berita terkini dan lain sebagainya.

redaksi@darilaut.id
+62 851 5636 1747

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu & Pemilihan
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel
  • Iklim
  • Advertorial

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk
This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.