Oleh: Verrianto Madjowa
Berapa lama bayi paus pembunuh terdampar di pantai Inobonto?
Darilaut – Menjelang peringatan Hari Orca Sedunia (World Orca Day), 1 individu paus pembunuh terdampar di pantai Inobonto, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.
World Orca Day, dikenang setiap tanggal 14 Juli. Peringatan ini pertama kali berlangsung pada 2014, dengan sejumlah catatan seperti keberhasilan pelepasan paus pembunuh (Orcinus orca) bernama Springer ke laut lepas di British Columbia, Kanada, pada 2002. Dan catatan-catatan lainnya mengenai keterkaitan dan keberadaan orca di bulan Juli.
Bayi paus pembunuh di Inobonto, pertama kali ditemukan nelayan setempat, pukul 05.00 Wita, Rabu (24/6) pekan lalu.
Dengan menggunakan alat bantu penerang, bayi orca itu dipotret. Hasil jepretan ini pertanda kondisi di pantai Inobonto, masih gelap. Matahari belum muncul.
Tampak bagian tubuh mulai ekor hingga bagian kepala. Putih bagian bawah dan hitam, sebagai warna khas orca, terlihat dengan jelas. Bayi orca ini tampak seperti terbaring, di air yang surut.
Foto ini kemudian tayang di media online Bolaang Mongondow dan Manado, seperti Bolmong.news, Kroniktotabuan.com dan Bolmora.com.
Bolmong.news memberi keterangan foto tersebut “Paus orca pertama kali ditemukan.”
Akun Facebook Dzul Idris Zul Dzul sebelumnya juga mengunggah yang sama, dengan keterangan: foto pertama di atas pasir, setelah subuh.
Foto lainnya tayang di Manado.tribunnews.com memperlihatkan upaya penyelamatan awal bayi orca ini.
Paus orca terdampar atau telah berada di lokasi tersebut, diperkirakan 2 atau 3 jam sebelum ditemukan.
Melalui foto tersebut menunjukkan paus orca masuk ke pinggiran pantai Inobonto saat air laut pasang dan tak bisa lagi kembali ke laut lepas.
Menurut warga Inobonto Oskar Ginoga (52 tahun) selepas subuh suasana di belakang rumahnya sangat ramai. Nelayan setempat menemukan paus orca yang terdampar.
Oskar yang juga Kepala Seksi Pengoperasian dan Perawatan Prasarana Dinas Perhubungan Bolaang Mongondow, rumahnya didekat pantai, tidak jauh dari lokasi terdamparnya paus orca tersebut.
Upaya menyelamatkan bayi paus pembunuh ini dilakukan nelayan dan warga. Namun, cetacea terbesar dari keluarga lumba-lumba (Delphinidae) ini balik lagi ke pantai.
Jarak bayi orca ini dilepas hingga 1 mil dari pinggir pantai Inobonto. Berulang-ulang dibawa ke laut, tetap kembali lagi.
Terdamparnya bayi paus orca Rabu pagi hingga siang menghebohkan Inobonto. Warga berbondong-bondong datang untuk melihat dari dekat.

Banyak anak-anak dan emak-emak datang ke pantai dan menceburkan diri ke laut untuk mengelus, memegang bahkan mencium dan berpose dengan bayi orca tersebut.
Pukul 13.00 Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Bolaang Mongondow, Wahyudin Gonibala, tiba di pantai Inobonto dan kembali melakukan upaya pemindahan bayi orca ini ke laut lepas. Namun, bayi orca ini masih kembali lagi ke pantai Inobonto.
Jam 14.00 lewat upaya melepaskan bayi orca kembali dilakukan nelayan dan warga setempat.
Kali ini, paus orca tidak kembali ke pantai Inobonto. Bayi orca ini mulai menyisir pinggiran pantai ke arah timur.
Wahyudin mengikuti paus orca itu melalui darat, hingga ke pantai Lolan dan bertemu dengan warga untuk memantau dari kejauhan. Terlihat sirip orca yang menyisir di permukaan.
Pemantauan bayi orca ini hingga jam 17.00. Tidak ada informasi maupun laporan terdamparnya bayi orca tersebut.
Bayi orca mengarah ke timur, di Minahasa Selatan, Minahasa dan Manado, serta pesisir Sulawesi Utara lainnya.
Ikatan Keluarga
Pantai Inobonto, memanjang dari timur ke barat. Bagian utara berbatasan dengan Laut Sulawesi.
Sebelum terdamparnya paus pembunuh di Inobonto, sudah ada beberapa rekaman video paus orca di Laut Sulawesi seperti di Laut Maratua – Kalimantan Timur, Teluk Manado – Sulawesi Utara dan Selat Makassar.
Di Teluk Tomini, keberadaan paus orca ini, secara rutin, sering terlihat kemunculannya menyusur didekat pantai di Gorontalo. Dari pesisir Bone Bolango hingga ke Biluhu Kabupaten Gorontalo.
Terdamparnya paus pembunuh (Killer Whale) yang masih bayi, jarang bahkan belum pernah dilaporkan sebelumnya di Indonesia.
Secara ilmiah, dapat dijelaskan bahwa induk betina paus orca memiliki keterikatan yang kuat dengan bayi yang dilahirkan.
Ada 2 kejadian yang dapat diriwayatkan mengenai ikatan yang kuat induk betina dengan bayinya.
Pertama, kejadian di perairan British Columbia, saat seekor paus pembunuh dengan identitas J35 melahirkan.
Setelah lahir, bayi J35 ini sempat berenang bersama induknya dan keluarga orca lainnya. Namun, bayi orca yang lahir pada 24 Juli 2019 itu tak mampu bertahan hidup.
Ketika tim Center for Whale Research (CWR) atau Pusat Penelitian Paus tiba di perairan tempat J35 melahirkan, bayi orca ini sudah meninggal. Dalam keadaan meninggal, bayi orca ini masih saja dibawa induk betina.
Bangkai bayi orca beberapa kali tenggelam. Tetap saja sang induk mengambil dan membawa bayi orca, dengan cara mendorong.
J35 dengan nama Tahlequah, membawa bayi orca yang sudah meninggal itu menempuh jarak beberapa mil, menuju Pulau San Juan, Amerika Serikat.
Selama 2 minggu lebih Tahlequah dan keluarga orca ini berkabung.
Riwayat kedua, di perairan Pelabuhan Genoa, Italia, awal Desember 2019. Ini kisah sedih anak paus orca yang mati dan masih dibawa induk betina.
Salah satu orca termuda di kelompok itu telah meninggal. Induk orca tersebut tidak membiarkan tenggelam dan berusaha terus membawa di permukaan.
Petugas penjaga pantai Italia telah mengonfirmasi bahwa anak orca tersebut sudah mati. Tetapi induknya terus membawa dan tidak melepaskan anaknya.
Melalui 2 riwayat ini, induk orca betina tidak akan membiarkan bayi atau anaknya jauh dari kelompoknya. Induk betina masih berada atau tidak jauh dari laut Inobonto.
Apabila bayi orca ini tidak terterima dalam keluarga atau kelompok, terutama oleh orca jantan, masih terlalu dini untuk diuraikan seperti itu.
Apalagi, kemunculan jumlah individu orca di Laut Sulawesi maupun di Teluk Tomini, 3 dan 5 individu. Paling banyak 7 individu, untuk kemunculan di perairan Anambas April lalu. Suatu kelompok yang kecil.

Panjang 2 – 2,5 Meter
Inobonto memiliki pantai yang landai dengan topografi berpasir.
Bayi orca ini ketika ditemukan jam 05.00 dengan kondisi air laut yang surut. Bayi orca seperti ini masih dalam masa pembelajaran untuk berburu mangsa.
Kemungkinan bayi orca ini, terus mengejar mangsa hingga ke dekat pantai dan tak bisa kembali lagi ke laut karena terjebak dengan air yang sementara surut.
Posisi terdampar di pantai Inobonto I seperti itu, sulit bagi bayi orca untuk kembali ke laut lepas. Hingga pukul 14.00 bayi orca, terus diupayakan dan dibawa ke laut lepas.
Satu hal penting yang menjadi catatan bayi orca selama kurang lebih 12 jam di pantai Inobonto, kembali memperlihatkan bahwa perairan Indonesia sebagai salah satu habitat paus orca.
Perjumpaan dan kemunculan paus orca di perairan Indonesia memang masih dalam kelompok kecil.
Dengan panjang 2 – 2,5 meter menunjukan bayi orca tersebut baru dilahirkan.
Untuk kelompok orca yang terlihat bersama bayi atau anak, makin memperkuat paus pembunuh ini melahirkan di perairan Indonesia.
Apakah lokasinya di Laut Sulawesi, Teluk Tomini atau perairan lain di Indonesia, masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Paling tidak, bayi orca Inobonto, telah menambah informasi dan rujukan di perairan Indonesia seperti di Laut Sulawesi dan Teluk Tomini sebagai tempat asuhan dan pembelajaran orca muda untuk berburu mangsa.
Meski hanya setengah hari berada di Inobonto, mulai ada keterkaitan bayi orca ini dengan warga yang berusaha mengembalikannya ke laut lepas.
Ketika telah berada di tengah laut, dan ada yang menepuk-nepuk telapak tangan ke permukaan air, bayi orca Inobonto ini kembali lagi. Mendekat ke arah warga yang menyelamatkan dan mengembalikan ke laut.*
Menjelang #Hari Orca Sedunia #World Orca Day
Komentar tentang post