PENELITI Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan Dr Ing Widodo Setiyo Pranowo mengatakan, dalam melakukan survei tsunami biasanya stasiun koordinat yang digunakan berada pada titik ditemukannya evidence.
Dalam survei tsunami, dilakukan pengukuran ketinggian evidence. “Misal sampah nyangkut di pohon, ketinggian sampah diukur terhadap tanah terlebih dahulu,” ujar Widodo, Selasa (16/10).
Kemudian dari titik di tanah tersebut, dilakukan profiling ketinggian posisi terhadap duduk tengah muka laut atau mean sea level. Sehingga hasil total ketinggian tsunami adalah penjumlahan total dari ketinggian yang diukur terhadap muka tanah, ditambah ketinggian muka tanah terhadap duduk tengah muka laut.
Alat untuk mengukur jarak atau ketinggian dapat menggunakan laser distometer. Akan lebih akurat lagi bila ditambahkan juga teodolit.
Menurut Widodo, alasan mengapa yang dijadikan acuan adalah duduk tengah muka laut, ini karena bisa jadi muka tanah yang dipijak oleh surveyor saat melakukan pengukuran ketinggian tsunami adalah material bawaan tsunami yang ketebalannya tidak bisa diketahui secara pasti.
Untuk inundasi, sebagai pembanjiran daratan akibat gelombang tsunami atau jarak horisontal ketinggian tsunami terukur, pada garis pantai.
Komentar tentang post