PADA 31 Maret lalu, sebuah insiden tumpahan minyak kembali terjadi di Teluk Balikpapan. Kasus ini telah merenggut korban jiwa, memusnahkan biota laut dan gangguan kesehatan bagi warga yang terkena dampak kasus tersebut.
Bau menyengat menyebar, salah satunya di Kampung Atas Air Margasari, Balikpapan. Akibatnya, ada warga yang mengalami pusing-pusing.
Gumpalan minyak yang muncul setelah pipa milik Pertamina patah masuk ke perkampungan. Seperti di Kampung Atas Air Margasari yang berdekatan dengan lokasi kilang Pertamina.
“Setelah minyak sampai ke kampung kami, saya dan beberapa warga yang lain sempat mengalami pusing-pusing karena mencium bau minyak yang menyengat dan masuk ke kolong-kolong rumah kami,” kata Asiah (44 tahun) warga Kampung Atas Air Margasari, Balikpapan, kepada rombongan Kemenko Bidang Kemaritiman yang melakukan kunjungan ke lokasi terdampak di Balikpapan Jumat (23/11) pekan lalu.
Kegiatan ini dikoordinir langsung Asisten Deputi Bidang Navigasi dan Keselamatan Maritim Odo RM Manuhutu. Tim antara lain, terdiri dari Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur Frederik Bid, Kepala Subdit Keteknikan dan Keselamatan Lingkungan Ditjen Migas Kementerian ESDM Putu Suardana, serta Investigator Pelayaran Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Renan Hafsar.
Komentar tentang post