RUANGAN itu agak gelap. Didalamnya terdapat kolam berukuran 3 X 2,5 meter. Puluhan lobster hidup ada di bak tersebut.
“Ini bak penampungan, bukan untuk budidaya lobster,” kata pembudidya lobster Nur Wahyudin (33 tahun), akhir tahun lalu.
Menurut Nur, masih banyak lobster di Pantai Sepanjang. Pantai ini berada di Kemadang, Tanjungsari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain lobster hasil tangkapan alam, di Pantai Sepanjang juga dikenal sebagai lokasi budidaya lobster. Salah satunya di “Kampoeng Lobster” yang dikelola Nur.
“Masalah (budidaya lobster) kanibal, memangsa temannya (yang sejenis),” kata Nur kepada Darilaut.id.
Dunia lobster selalu diwarnai dengan kanibalisme, asal kata kanibal. Kanibal, artinya pemakan daging sejenis atau binatang yang suka membunuh dan memakan daging binatang lain yang sejenis.
Karena itu, yang perlu dihindari untuk membudidayakan lobster adalah kanibalisme.
Kanibalisme terjadi ketika lobster berganti cangkang. Sebagaimana hewan yang masuk kelompok krustasea, lobster di masa pertumbuhan akan selalu mengganti kulitnya yang keras.
Pergantian cangkang ini dialami semua lobster. Cangkang yang berganti menunjukkan adanya pertumbuhan.
Jika tidak berganti, itu artinya lobster belum mengalami pertumbuhan. Proses pergantian cangkang ini disebut molting.
Komentar tentang post