Minggu, Mei 25, 2025
Beri Dukungan
redaksi@darilaut.id
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Masuk
  • Daftar
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pilkada
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
  • Home
  • Berita
    • Laporan Khusus
    • Bisnis dan Investasi
    • Pemilu & Pilkada
    • Kesehatan
  • Eksplorasi
  • Kajian
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
    • Ide & Inovasi
    • Travel
  • Konservasi
    • Orca
    • Hiu Paus
    • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Iklim
  • Advertorial
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Dari Laut
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
Home Berita Laporan Khusus

Sang Pencetus Pola Ilmiah Pokok Kelautan

VERRIANTO MADJOWA

redaksi
22 Agustus 2018
Kategori : Laporan Khusus
0
Sang Pencetus Pola Ilmiah Pokok Kelautan

Aprilani Soegiarto dalam peringatan usianya 80 tahun di LIPI. FOTO: DOK. ANUGERAH NONTJI

TIDAK banyak mahasiswa maupun alumni kelautan yang ada sekarang mengenal Prof Dr Aprilani Soegiarto. Padahal, sosok inilah pioner yang menggerakan ilmu oseanografi dan teknologi kelautan di Indonesia.

Soegiarto adalah nama kecilnya. Ia lahir di Desa Ponggok, lereng Gunung Merapi, dekat Surakarta 15 April 1935. Ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama di Yogyakarta, gurunya menambahkan nama Aprilani di depan Soegiarto.

Penambahan nama depan ini karena terdapat beberapa siswa yang memiliki nama yang sama: Soegiarto. Nama Aprilani melekat dan menjadi panggilan sehari-hari.

Pada mulanya, Aprilani bercita-cita menjadi dokter atau pilot. Namun, setelah tamat SMA, keluarganya menghadapi masalah keuangan untuk pembiayaan ke perguruan tinggi. Aprilani kemudian mencari  perguruan tinggi yang bisa memberikan beasiswa.

Akhirnya, Aprilani diterima di Akademi Pertanian Ciawi, yang terletak di lereng Gunung Gede, Jawa Barat. Terdapat beberapa jurusan di lembaga pendidikan ini, salah satunya Perikanan Bagian Penyelidikan Laut (oseanografi).

Lewat perguruan tinggi inilah Aprilani mendapat gemblengan oseonografi dibawah bimbingan Prof Dr Klaus Wyrtky. Wyrtky yang karyanya masih sering dikutip hingga sekarang, adalah seorang oseanografer kondang asal Jerman.

Setelah menempuh pendidikan di Akademi Biologi, Aprilani bekerja di Lembaga Penyelidikan Laut di Pasar Ikan. Ia meniti karir sebagai Asisten Oceanographisch.

Sekelumit masa kecil Aprilani ini ditulis Dr Anugerah Nontji dengan judul “Aprilani Soegiarto: Mengentaskan Harkat Oseanografi Nusantara” (Penjelajahan dan Penelitian Laut Nusantara dari Masa ke Masa: P2O LIPI, 2009, hal 353 – 359) dan “Aprilani Soegiarto: Peranannya dalam Pengembangan Ilmu Kelautan dan Lingkungan di Indonesia, 2017”.

Lembaga Penyelidikan Laut, berganti menjadi Lembaga Penyelidikan Sumber Hayati. Kemudian berubah nama pada 1962 menjadi “Lembaga Penelitian Laut” bagian dari Lembaga Biologi Nasional MIPI (Majelis Ilmu Pengetahuan Indonesia/ sekarang LIPI).

Sejak bergabung di Lembaga Penyelidikan Laut, Aprilani mulai mengembangkan jejaring. Selanjutnya, ia studi untuk gelar Master di  University of Hawaii, selesai pada 1963.

Karena banyak berhubungan dengan berbagai lembaga kelautan internasional, Aprilani dicurigai sebagai seorang agen. Jejaring ini membawa tragedi baginya.

Kala itu, di pertengahan dekade 1960-an, para peneliti di Lembaga Penelitian Laut-MIPI, diangkat sebagai perwira tituler TNI Angkatan Laut untuk memudahkan tugas-tugas oseanografi di kapal riset yang diawaki oleh personel TNI-Angkatan Laut.

Tugas ini tanpa menanggalkan status Aprilani sebagai pegawai MIPI. Aprilani yang mendapat pangkat Letnan Laut Tituler itu, terkejut ketika rangkaian kegiatan komunikasi internasionalnya dituduh “membocorkan rahasia negara”  dan “menjadi agen rahasia Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat”.

Ia ditangkap dan ditahan di Markas Besar Angkatan Laut di Jalan Gunung Sahari, Jakarta, menunggu proses untuk diajukan ke Mahkamah Militer. Ternyata, tuduhan keji  itu tak berdasar  sama sekali.

Advertisement

Aprilani dibebaskan setelah mendekam selama 38 hari dalam tahanan. Ia kemudian diangkat menjadi pengajar  di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Laut (Sesko-AL).

Pada 1969, Aprilani melanjutkan pendidikannya di University of Hawaii. Ia meraih gelar Ph.D pada 1972, dibawah bimbingan Prof dr Maxwell Doty. Disertasinya: The role of benthic algae in the carbonate budget of a modern coral reef complex.

Dua tahun sebelum Aprilani menyandang gelar Ph.D, pada 1970, Lembaga Penelitian Laut sudah berganti nama menjadi Lembaga Oseanologi Nasional (LON) bagian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Pergantian nama ini dikeluarkan melalui Keputusan Presiden No.10 tahun 1970.

Tiba di Indonesia, Aprilani mendapat tugas memimpin Lembaga Oseanologi Nasional (LON) dibawah Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI). Selama 14 tahun Aprilani memimpin lembaga ini. Di masa kepemimpinannya, sejumlah tenaga muda dikirim untuk melajutkan studi master dan doktor. Selain itu, pelatihan-pelatihan di dalam dan luar negeri.

Seperti ditulis Anugerah Nontji, salah satu peran penting Aprilani adalah pengembangan Ilmu Kelautan di Indonesia.

Di sinilah tidak banyak mahasiswa dan alumni kelautan yang mengetahui bila Aprilani yang meletakan dasar Pola Ilmiah Pokok (PIP) Kelautan, pada 1980-an. PIP kelautan ini kemudian dikembangkan di enam Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia.

Enam perguruan tinggi untuk pengembangan ilmu dan teknologi kelautan ini adalah Universitas Riau di Pekanbaru, Institut Pertanian Bogor di Bogor,  Universitas Diponegoro di Semarang. Kemudian Universitas Hasanuddin di Makassar, Universitas Sam Ratulangi di Manado dan universitas Pattimura di Ambon.

PIP kelautan dan enam perguruan tinggi pioner ini mengembangkan Ilmu dan teknologi Kelautan berkat kedekatan hubungan Aprilani dengan banyak tenaga pengajar di berbagai perguruan tinggi dan khususnya dengan Dirjen Pendidikan Tinggi yang ketika itu dijabat Prof Doddy A. Tisna Amidjaja.

Melalui PIP Kelautan di enam perguruan tinggi tersebut, diharapkan menjadi centre of excellence atau pusat keunggulan kelautan.

Kini, di bulan Agustus 2018, sedikitnya 30 perguruan tinggi yang tengah mengembangkan ilmu yang terkait dengan kelautan di Indonesia. Semua ini tidak lepas berkat peran, ketekunan dan kegigihan Aprilani.

Pada Jumat (17/8) pukul 15.44 WIB, Aprilani tutup usia, di Rumah Sakit Pertamina, Jakarta.

Selamat jalan Prof Aprilani Soegiarto ….*

Tags: Ilmu KelautanLIPIOsenografi
Bagikan12Tweet5KirimKirim
Previous Post

Prof Aprilani Soegiarto: Pioner Oseanografi dan Ilmu Kelautan di Asia Tenggara

Next Post

FPIK UNG Kerjasama Dengan KLHK Rehabilitasi Terumbu Karang di Bone Bolango

Postingan Terkait

Owan, Nelayan Teluk Tomini Juara D’Academy 6 Indosiar

Owan, Nelayan Teluk Tomini Juara D’Academy 6 Indosiar

6 April 2024
Tradisi Nelayan Kota Gorontalo Berbagi Ikan Hasil Tangkapan

Tradisi Nelayan Kota Gorontalo Berbagi Ikan Hasil Tangkapan

6 April 2024

Melaut Saat Cuaca Ekstrem Nelayan Harus Punya Mental Kuat

Nelayan Pahlawan Pangan Dari Komoditi Ikan

Kisah Pendulangan Emas Botudulanga dan Dudangata di Pohuwato

Misteri Emas “Dudangata” di Cagar Alam Panua

Agar Gurita Tak Menghilang di Banggai Laut

Gurita Selimut Betina Ditemukan di Perairan Pohuwato, Gorontalo

Next Post
terumbu karang

FPIK UNG Kerjasama Dengan KLHK Rehabilitasi Terumbu Karang di Bone Bolango

Komentar tentang post

TERBARU

89 Riset UNG Terima Dana Kemdiktisaintek, Naik 65 Persen Dibanding Tahun Lalu

Dewan Pers Masih Mempelajari Pencabutan Artikel di Kolom Opini Detik.com

Ratusan Rumah di Bengkulu Rusak Terdampak Gempa

Seluruh Pimpinan Unit di UNG Menandatangani Perjanjian Kinerja

Hari Keanekaragaman Hayati dan Penyu di Pantai Manado Utara

Lokasi Reklamasi Pantai Manado Utara Tempat Bertelur Penyu yang Dilindungi

AmsiNews

REKOMENDASI

Awak Kapal Perikanan Indonesia di Cape Town Dapat Bantuan Logistik

Hiu Paus Terdampar di Bantul

Dua Bakal Calon Menyerahkan Dokumen Perseorangan di KPU Kota Gorontalo

Fakultas Kedokteran UNG Kerja Sama Bidang Pendidikan Dengan Pemda Pohuwato

Bibit 92W di Samudra Pasifik Mengarah ke Filipina

Membatasi Informasi Berlebihan Baik Bagi Kesehatan Jiwa

Tags

Abdul Wahab Thomas 1446 Hijriah Afganistan Adhan Dambea Aedes aegypti Agustina A. Bilondatu Adi Prasetya Air Afrika Utara A Sapto Anggoro Afrika Selatan Aceh Singkil Ahmad Luthfi H Rahmatullah AIPI Abu Dhabi Abu Sayyaf Abdullah bin Ali Al Amri AIPKI Adopsi Karang ACE Afrika AC Air Bersih Abrasi Agro-Maritim 4.0 1 syawal Adopsi Abu Vulkanik Agung Dhamar Syakti Adriyun Katili AI AFKNI Adrian U. Mustapa Aborigin  Yolngu Australia Ade Permana Administrasi Meteorologi Korea Aceh Achmad Mudzakir Adopsi Pulau 1444 H Abdullah Kadir Diko Acute Flaccid Paralysis Abdul Haris Mustari AHEC 2023 AccuWeather

Kategori

  • Advertorial
  • Berita
  • Biota Eksotis
  • Bisnis dan Investasi
  • Cek Fakta
  • Eksplorasi
  • Hiu Paus
  • Ide & Inovasi
  • Iklim
  • Kajian
  • kategori
  • Kesehatan
  • Konservasi
  • Laporan Khusus
  • Orca
  • Pemilu & Pilkada
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Travel
  • Video

About

  • Tentang
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Terms of Use
  • Kebijakan Privasi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Trustworthy News Indicators
Dari Laut

darilaut.id

Menginformasikan berbagai perihal tentang laut, pesisir, ikan, kapal, berita terkini dan lain sebagainya.

redaksi@darilaut.id
+62 851 5636 1747

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

Selamat Datang Kembali

Masuk dengan Facebook
Masuk dengan Google+
Atau

Masuk Akun

Lupa Password? Mendaftar

Buat Akun Baru

Mendaftar dengan Facebook
Mendaftar dengan Google+
Atau

Isi formulir di bawah ini untuk mendaftar

Isi semua yang diperlukan Masuk

Ambil password

Masukan username atau email untuk mereset password

Masuk
Tidak ada hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
  • Berita
  • Pemilu & Pilkada
  • Laporan Khusus
  • Eksplorasi
  • Sampah & Polusi
  • Tips & Trip
  • Biota Eksotis
  • Cek Fakta
  • Ide & Inovasi
  • Konservasi
  • Kajian
  • Kesehatan
  • Orca
  • Hiu Paus
  • Bisnis dan Investasi
  • Travel
  • Iklim
  • Advertorial

© 2023 DARILAUT - Berita terbaru dan terkini hari ini - darilaut.id.

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.