Malang – Mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Brawijaya menemukan tinta bercahaya yang berasal dari biota laut.
Tinta bercahaya yang diperoleh melalui peneleitian ini dengan melakukan isolasi bakteri pada sampel cumi-cumi, lumpur laut dan air laut. Hasilnya, jenis bakteri photobacterium phosporium dapat dimanfaatkan untuk tinta bercahaya.
Mahasiswa FMIPA yang menciptakan isolasi bakteri ini, masing-masing Novia Rosa Damayanti, Renaldy Fredyan dan Mey Yuliana.
Beberapa jenis bakteri dapat memancarkan cahaya atau biasa disebut bioluminesensi. Proses pemancaran cahaya ini melibatkan transpor elektron.
Potensi besar yang dimiliki bakteri bioluminesensi sebagai kandidat kuat untuk menjadi tinta yang bercahaya agar tulisan yang hasilkan mampu terbaca ditempat gelap. Sehingga mengurangi penggunaan perangkat elektronik dengan radiasi.
Sebagaimana diketahui, sangat pesat perkembangan teknologi di berbagai bidang. Terutama, bidang elektronik, seperti gadget dan ponsel pintar.
Perangkat tersebut sangat membantu mobilitas pekerjaan manusia untuk membaca dan menulis. Namun, pencahayaan perangkat tersebut bersifat radiasi yang dapat merusak mata dan membuat mata cepat lelah.
Menurut The National Radiological Protection Board (NPRB) UK, Inggris, efek yang ditimbulkan oleh radiasi gelombang elektromagnetik dari telepon seluler dibagi menjadi dua, yakni efek fisiologis dan efek psikologis.
Komentar tentang post