SETELAH Edi Santoso (34 tahun) menyampaikan ada paus yang terdampar di mangrove, nelayan Ujungmanik lainnya berdatangan ke lokasi kejadian.
Suradi (38 tahun) baru saja tiba dan melihat kondisi paus bryde tersebut dan tidak langsung turun. Begitu pula dengan Pariman.
Suradi terlebih dulu menelpon petugas SAR (Search and Rescue) Cilacap dan Kepala Desa Ujungmanik.
Melalui telepon seluler, petugas SAR Cilacap memberikan panduan singkat.
“Kalau masih hidup dilepas, kalau mati dikubur,” kata Suradi menirukan yang disampaikan petugas SAR Cilacap.
Pada Sabtu 21 Desember pagi, pukul 05.30 WIB, paus jenis Balaenoptera edeni dengan nama Indonesia paus Bryde kerdil terdampar di kawasan mangrove Desa Ujungmanik, Kawunganten, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Yang pertama melihat paus terdampar ini Edi bersama 3 orang pemancing ikan asal Ciamis, Jawa Barat.
Dari kejauhan Edi melihat seperti ada terpal hitam di mangrove. Setelah dekat, ternyata itu mamalia laut: paus.
Pukul 06.00 WIB air makin surut nelayan mulai berdatangan untuk melakukan evakuasi paus yang terdampar di antara akar mangrove.
Saat air sudah surut, terlihat paus ini meneteskan air mata. “Kasihan lihat ikan yang besar ini, menangis, ada air matanya,” ujar Edi.
Sebanyak 10 nelayan terjun langsung untuk menyelamatkan paus tersebut.
Komentar tentang post